www.jakartavnews.com – Online24, Maros – Sebanyak 28 pelajar dari segala penjuru Kecamatan di Kabupaten Maros baru saja dikukuhkan sebagai Duta TB Sipakatau oleh Dinas Kesehatan Maros. Pengukuhan ini menjadi bagian dari inisiatif yang bertujuan memberdayakan remaja dalam menghadapi tantangan terkait penyakit tuberkulosis (TBC).
Pendidikan seputar kesehatan sangat penting, terutama untuk generasi muda yang bisa berperan aktif dalam penyebaran informasi. Kegiatan ini tidak hanya melibatkan pengetahuan medis, tetapi juga advokasi dan keterampilan komunikasi untuk menjangkau masyarakat lebih luas.
Menurut Kepala Dinas Kesehatan Maros, dr Muhammad Yunus, proses pemilihan Duta TB dilakukan melalui seleksi yang ketat di masing-masing Puskesmas. Dua remaja berasal dari setiap Puskesmas di 14 kecamatan dipilih berdasarkan kelompok binaan mereka.
“Dinkes mengirimkan surat ke Puskesmas untuk menyarankan dua perwakilan dari remaja binaan mereka,” lanjut dr Yunus pada Kamis (24/7/2025). Ini adalah langkah awal yang penting untuk menciptakan agen-agen perubahan di kalangan remaja.
Para duta yang terpilih mengikuti pelatihan intensif yang membekali mereka dengan pengetahuan seputar TBC. Mereka kemudian resmi dikukuhkan dalam program TB Sipakatau, yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pencegahan dan penanganan penyakit ini.
Peran Duta TB dalam Edukasi Remaja Terhadap TBC
Peran Duta TB sangat krusial sebagai agen edukasi mengenai gejala, pencegahan, dan pengobatan TBC. Mereka juga mendapat pelatihan tentang kampanye kesehatan yang efektif serta keterampilan komunikasi untuk menyampaikan informasi kepada masyarakat dengan lebih baik.
“Mereka diharapkan bisa menjadi panutan dalam menerapkan gaya hidup sehat dan aktif melawan stigma negatif seputar TBC,” tegas dr Yunus. Inisiatif ini bukan hanya untuk edukasi, tetapi juga untuk membangun kesadaran tentang pentingnya deteksi dini.
Dinas Kesehatan Maros mengungkapkan bahwa sepanjang Januari hingga Juni 2025, tercatat 475 kasus TBC. Kecamatan Lau merupakan penyumbang kasus terbesar, mencapai 79 persen dari total temuan yang ada. Data ini menunjukkan bahwa masih banyak yang perlu dilakukan untuk mengatasi penyakit ini.
Sementara itu, sepanjang tahun 2024, total kasus TBC yang tercatat mencapai 954. Dr Yunus berencana menargetkan penemuan kasus dan tingkat kesembuhan mencapai 90 persen tahun ini, menunjukkan komitmen yang kuat dalam menghadapi masalah kesehatan ini.
Kisah Inspiratif Duta TB dari Berbagai Kecamatan
Salah satu Duta TB, Muhammad Yusran Yusuf dari Kecamatan Bantimurung, mengungkapkan rasa bangganya terpilih menjadi duta. Ia aktif berpartisipasi dalam kegiatan Posyandu Remaja dan telah mengikuti pelatihan kader kesehatan di sekolah, menguatkan tekadnya dalam mendukung paham kesehatan di kalangan teman sebaya.
“Saya ingin membantu teman-teman agar lebih memahami bahaya TBC dan pentingnya deteksi sejak dini,” ujarnya penuh semangat. Keterlibatan aktifnya menunjukkan bahwa remaja dapat berkontribusi dalam upaya kesehatan masyarakat.
Di sisi lain, Nur Aini Alila Tulbariza dari Kecamatan Turikale juga berbagi pengalamannya. Ia mempersiapkan diri untuk seleksi dengan belajar dan berlatih materi TBC sendiri. Usahanya menunjukkan komitmen dan dedikasi untuk memberikan edukasi yang efektif kepada teman-teman sebaya.
“Saya ingin tampil percaya diri saat mengedukasi, sehingga informasi yang saya sampaikan dapat diterima dengan baik,” kata Alila dengan antusias. Keberanian mereka menjadi inspirasi bagi remaja lain untuk terlibat dalam kegiatan serupa.
Pentingnya Program Duta TB dalam Masyarakat Maros
Program Duta TB Sipakatau ini diharapkan dapat mendorong partisipasi remaja dalam membangun kesadaran akan penyakit TBC secara lebih luas. Dengan anak muda yang terlibat langsung, penyampaian informasi menjadi lebih efektif dan relevan dengan kondisi sosial mereka.
Kegiatan ini tidak hanya sekadar pengukuhan, tetapi juga upaya menciptakan generasi yang peka terhadap masalah kesehatan. Kesadaran dan pemahaman tentang TBC harus ditanamkan sejak dini agar dapat mengubah stigma negatif yang masih ada di masyarakat.
Keterlibatan remaja dalam program ini menunjukkan bahwa mereka memiliki peran strategis dalam menyebarkan informasi positif. Diharapkan, dengan adanya duta-duta ini, masyarakat akan lebih memahami tentang gejala dan cara pencegahan TBC.
Semangat para duta ini menciptakan harapan baru bagi kesehatan masyarakat, khususnya dalam melawan penyakit TBC. Dukungan dari semua pihak sangat diperlukan agar program ini dapat berjalan dengan efektif dan berkelanjutan.
Dengan langkah-langkah yang sudah diambil, diharapkan Kabupaten Maros dapat menurunkan angka kejadian TBC secara signifikan. Masyarakat perlu sadar bahwa mereka dapat berkontribusi dalam upaya pencegahan penyakit melalui kolaborasi dan edukasi yang tepat.