www.jakartavnews.com – Sebuah video aksi kemanusiaan di tengah kemacetan menjadi viral dan menarik perhatian banyak orang. Dalam tayangan tersebut, seorang pria berlari sejauh lima kilometer di depan sebuah ambulans, berusaha membukakan jalan di tengah padatnya lalu lintas di jalur Trans Sulawesi, Kecamatan Turikale, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan.
Pria tersebut adalah Jastin, seorang juru parkir berusia 32 tahun yang menjalani profesinya di sebelah Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. La Palaloi Maros. Tanpa mengenakan seragam resmi, Jastin mengambil inisiatif untuk membantu ambulans yang membawa pasien dalam keadaan kritis.
“Waktu itu saya melihat ambulans terjebak macet. Saya merasa terpanggil untuk membantu, karena sangat kasihan melihat pasien di dalamnya. Jika tidak segera lewat, nyawanya bisa terancam,” ujar Jastin saat ditemui di tempat kerjanya.
Aksi Heroik yang Menginspirasi di Tengah Kemacetan
Aksi heroik Jastin dengan cepat menarik perhatian netizen. Rekaman yang diunggah oleh warga lokal langsung viral dan namanya menjadi perbincangan hangat di media sosial. Banyak yang menyebut Jastin sebagai “pahlawan jalanan” karena keberaniannya mengambil langkah berisiko untuk menyelamatkan nyawa.
Jastin sendiri mengaku tidak mengharapkan perhatian yang besar dari aksinya. “Saya hanya berusaha menolong. Biasanya saya membantu jika ada ambulans lewat, tetapi kali ini saya harus berlari jauh,” tuturnya dengan senyum yang tulus.
Setiap hari, Jastin berperan dalam mengatur lalu lintas di sekitar RSUD Maros, terutama saat kemacetan panjang terjadi. Meskipun penghasilan harian yang diterimanya tidak menentu, semangatnya untuk membantu orang lain tetap membara.
Kepedulian yang Melampaui Tugas Sehari-hari
Kepedulian Jastin tidak hanya terbatas pada jalanan. Sosoknya dikenal luas di lingkungan sekitar, di mana ia aktif dalam membersihkan dan menjaga keamanan di sekolah dasar terdekat, SD Inpres 154 Tomalia. Hal ini menunjukkan bahwa sifat peduli bisa muncul dari siapa saja.
Karena kebaikan hati Jastin, kepala sekolah setempat, Nur Ningsih, merasa tergerak untuk memberikan tempat tinggal bagi Jastin dan keluarganya. Mereka diizinkan menempati rumah dinas sekolah yang tidak terpakai sebagai bentuk penghargaan atas kontribusinya.
“Pak Jastin sangat berarti bagi kami, dengan menjaga kebersihan dan keamanan sekolah. Kami merasa perlu membantu dan mengizinkannya serta keluarga tinggal di rumah dinas,” jelas Nur Ningsih.
Pemilihan Tempat Tinggal yang Lebih Baik untuk Keluarga Jastin
Sebelum mendapatkan tempat tinggal di rumah dinas, Jastin dan istrinya, Marwiyah, menghadapi kesulitan dalam biaya sewa kontrakan yang tinggi. Mereka sering berpindah-pindah tempat tinggal karena biaya yang tidak terjangkau, terutama dengan penghasilan yang tidak menentu.
Biaya sewa yang mencapai Rp900 ribu per bulan sangat sulit bagi mereka yang hanya mengandalkan penghasilan sebagai juru parkir. Namun, bantuan dari kepala sekolah memberikan angin segar bagi keluarga Jastin.
Saat ini, Jastin dan keluarganya tinggal di rumah dinas tersebut, dan anak mereka juga bersekolah di SD Inpres 154 Tomalia, menciptakan hubungan yang semakin erat dengan lingkungan sekitar.
Kisah Inspiratif yang Mengajarkan Arti Kemanusiaan
Kisah Jastin memberikan pesan penting akan arti kebaikan dan kemanusiaan. Ia mengingatkan kita bahwa kepedulian tidak selalu hadir dari sosok yang berkuasa atau berpangkat. Kadang, kebaikan lahir dari individu sederhana yang dengan tulus ingin membantu sesama.
Di tengah hiruk-pikuk jalan raya, aksi Jastin menunjukkan bahwa semangat kemanusiaan masih sangat nyata. Tindakan kecil namun berani mampu mengubah nasib seseorang dalam situasi kritis.
Semangatnya untuk berbuat baik terus menginspirasi banyak orang di sekitarnya. Jastin memberikan arti baru tentang ketulusan dan keberanian dalam berbuat baik, yang bisa datang dari siapa pun dan di mana pun.