www.jakartavnews.com – Warga binaan Lapas Kelas II B Maros, Sulawesi Selatan, menunjukkan bahwa meski terkurung dalam jeruji besi, mereka masih dapat memberikan kontribusi positif bagi masyarakat. Melalui program ketahanan pangan, mereka mengolah lahan terbatas untuk menanam berbagai jenis sayuran dan memelihara ternak.
Dengan semangat yang tinggi, warga binaan memanfaatkan lahan yang ada untuk menanam sayuran seperti bayam, sawi, dan cabai. Selain itu, mereka juga memelihara ternak itik yang hasilnya bisa digunakan untuk konsumsi sendiri maupun kegiatan produktif lainnya.
Lapas ini, yang terletak di Desa Bontomatene, Kecamatan Mandai, Kabupaten Maros, menjadi contoh nyata bagaimana optimalisasi ruang dapat mendukung kegiatan pertanian. Hasil dari pertanian ini tidak hanya memenuhi kebutuhan gizi mereka, tetapi juga dapat diberikan kepada keluarga saat berkunjung.
Program Pertanian dan Pembelajaran di Lapas Maros
Salah satu warga binaan, Daeng Tuwo, mengungkapkan bahwa awalnya kegiatan bertani ini dilakukan hanya untuk mengisi waktu luang. Namun, dengan dukungan petugas lapas dan pelatihan dari pihak pertanian setempat, mereka mulai memahami pentingnya kegiatan ini.
Setiap pagi dan sore, mereka rajin merawat tanaman dengan menyiram dan memberikan pupuk. Melalui aktivitas ini, mereka tidak hanya mendapatkan hasil, tetapi juga pendidikan terkait pertanian yang sangat berharga.
Kepala Lapas Kelas II B Maros, Ali Imran, menjelaskan bahwa program ini sejalan dengan arahan dari pemerintah dan merupakan bagian dari upaya peningkatan kualitas hidup warga binaan. Dengan melibatkan mereka dalam kegiatan pertanian, diharapkan mereka tidak hanya mendapatkan keterampilan, tetapi juga rasa tanggung jawab.
Manfaat Program Ketahanan Pangan bagi Warga Binaan
Dengan adanya kegiatan berkebun dan beternak, warga binaan dapat menggunakan waktu mereka dengan cara yang positif. Kegiatan ini diharapkan dapat menumbuhkan keterampilan yang berguna, bukan hanya untuk masa kini, tetapi juga untuk kehidupan mereka setelah bebas.
Lapas Maros saat ini menampung sekitar 247 warga binaan. Melalui program ini, diharapkan mereka tidak hanya bisa memperoleh pengetahuan, tetapi juga rasa pencapaian yang baik dari hasil kerja keras mereka sendiri.
Selain itu, hasil tani yang diperoleh bisa dimanfaatkan keluarga saat berkunjung. Ini memberikan mereka kesempatan untuk berbagi dan menjaga hubungan dengan keluarga, yang sangat penting bagi kesehatan mental selama menjalani masa hukuman.
Implikasi Sosial dan Ekonomi dari Kegiatan Berkebun
Kegiatan berkebun di Lapas Maros juga menunjukkan dampak sosial yang signifikan bagi warga binaan. Mereka tidak hanya belajar, tetapi juga membangun kerja sama dan saling mendukung di antara sesama narapidana.
Dengan menjual kelebihan hasil tani, mereka dapat menghasilkan keuntungan yang dapat digunakan untuk keperluan pribadi atau menyokong keluarga. Ini menciptakan sistem yang saling menguntungkan dan memberikan bekal yang lebih baik untuk kehidupan setelah masa rehabilitasi selesai.
Program ini juga mengajak mereka untuk berinteraksi dengan masyarakat luar melalui kegiatan kunjungan, yang memberi kesempatan bagi warga binaan untuk terlibat dalam kehidupan masyarakat. Dengan cara ini, stigma negatif terhadap narapidana bisa berkurang dan mereka lebih mudah diterima setelah kembali ke masyarakat.